Minggu, 15 Oktober 2017



MENGAPRESIASI KESENIAN TEATER
TEATER TRADISIONAL ( ARJA )
 
1.         1. LATAR BELAKANG dan SEJARAH
Arja merupakan teater tradisional di Bali yang masih digemari oleh masyarakat bali. Bagaimana sesungguhnya teater ini memperoleh penamaanya tidak begitu diketahui, tetapi dugaan adalah dari ungkapan bahasa Sansekerta “reja” yang kemudian mendapat awalan “a” sehingga menjadi “areja” dan akhirnya berubah menjadi “arja” yang memiliki arti keindahan atau mengandung keindahan.
Arja diduga berkembang sejak sekitar tahun 1814, yaitu pada pemerintahan I Dewa Gde Sakti di Puri Klungkung, saat diadakannya upacara Pelebon yang dilakukan oleh I Gusti Ayu Karangasem. Upacara Pelebon besar-besaran ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk raja-raja seluruh Bali. Pada saat itu atas prakarsa I Dewa Agung Mangis asal Gianyar dan Dewa Agung Jambe digelarkan untuk pertama kalinya Arja. Ketika itu Arja dikenal dengan nama Dadap dan lakon yang dipertunjukkan adalah Limbur. Dadap adalah nama sejenis pohon dan juga berarti perisai. Pohon Dadap adalah kayu sakti, sebagai lambang pembersihan atau alat penyucian yang harus ada dalam setiap upacara di Bali. Waktu itu Arja digelar dengan tata cara wayang lemah untuk upacara pelebon, dengan memakai dahan dadap sebagai tiang kelir. Sejalan dengan wayang lemah maka tokoh-tokoh Arja pun dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan yang baik dan yang buruk. Tembang Arja adalah tembang Lelawasan, sejenis kidung atau tembang Gambuh. Arja tidak menggunakan gamelan dan semua tokoh diperankan oleh pria, sehingga di Singaraja dan Gianyar disebut Arya Doyong. Menurut mereka yang mengetahui, sejak itu Arja menyebar ke seluruh Bali. Dari perkembangan selama ini dapat dikatakan bahwa Arja masih sangat populer di masyarakat Bali, seperti dapat dilihat pada kemaunan masyarakat untuk berbondong-bondong meramaikan festival yang diadakan setiap tahun hingga saat ini. Secara sepintas maka dapat dikatakan bahwa Arja di Bali masih tersebar di banyak wilayah, seperti Bangli, Klungkung, Gianyar, Anlapura, Badung, Tabanan, Jembrana, hingga Singaraja. Dalam perkembangannya Arja mengenal semacam penyutradaraan. Tokoh yang menjadi pengarah ini seringkali merupakan juga pengajar tari, tembang dan gamelan, selain pengarang tembang yang akan digunakan. Pada umumnya ia akan mengarang dan menyusun tembang itu sesuai yang diinginkan menurut lakon dan jalan ceritera yang akan dipentaskan.
Sebagai suatu bentuk teater Arja merupakan seni teater yang sangat kompleks karena merupakan perpaduan dari berbagai jenis kesenian yang hidup di Bali, seperti seni tari, seni drama, seni vokal, seni instrumentalia, puisi, seni peran, seni pantomim, seni busana, seni rupa dan sebagainya. Semua jenis seni yang bersatu dalam Arja dapat saling menyatu dan padu, sehingga satu sama lain tidak saling merugikan. Sesungguhnya Arja adalah perpaduan antara dua pendukung teater, yaitu gagasan yang datang dari para pendukung (pemain) dan penonton. Arja ini sangat komunikatif dengan masyarakat penikmatnya. Untuk daerah Bali hal ini tidak mengherankan karena memang demikian adanya, sebagaimana dengan berbagai bentuk kesenian lainnya. Yang sangat unik adalah keterlibatan penonton dengan teater di Bali. Penonton sejak mulai pertunjukan seolah-olah sudah menentukan keberhasilan suatu pertunjukan melalui sikap yang mereka lakukan sebagai reaksi atas ungkapan yang dilontarkan pemain atau pelakon saat mereka bermain.
Tempat pertunjukan Arja disebut kalangan, sehingga penonton dapat menikmati pertunjukan dari berbagai jurusan semua merupakan arena. Kalangan ini di satu sudut dilengkapi dengan sebuah rangki, yakni bagian yang ditutup/dibatasi, tempat para pemain mempersiapkan diri sebelum janur, lamak-lamak, bunga-bunga sebagai hiasan. Kalangan ini berukuran kira-kira 10 x 6 meter, meski pada umumnya disesuaikan dengan tempat yang tersedia. Zaman dulu, sebelum ada listrik, digunakan sejenis oncor, kemudian beralih kepada stormking atau petromaks.

2.        2. TOKOH – TOKOH DALAM ARJA
Tokoh-tokoh utama arja yang selalu ada adalah Inya, Galuh, Desak (Desak Rai), Limbur, Liku, Panasar, Mantri Manis, Mantri Buduh dan dua pasang punakawan atau Panasar kakak beradik yang masing – masing terdiri dari Punta dan Kartala. Tokoh-tokoh ini memiliki watak sendiri yang sering sekali memberi hiburan yang lebih untuk masyarakat yang menontonnya. Misalnya seperti Punta dan Kartala, Kartala adalah tokoh yang bersifat agak sombong dan sering sekali merendahkan orang, sedangkan Punta orang yang polos tetapi pintar dan licik sebenarnya. Duet ini sering sekali membuat kita tertawa. Selain itu kekonyolan dari Desak Rai, ikud an Limbur juga sangat menyenangkan dan menarik.

3. NILAI – NILAI YANG TERKANDUNG
A.    Nilai Moral
Dalam pementasan suatu teater, selalu ada nilai baik dan buruk kehidupan yang ingin direalisasikan kepada penontonnya.
B.     Nilai Budaya
Nilai budaya yang biasanya ditonjolkan dalam sebuah teater meliputi perilaku dramatis yang menggambarkan adat istiadat, perilaku, dan kebiasaan-kebiasaan hidup manusia di suatu daerah yang menjadi ciri khas daerah tersebut.
C.    Nilai Keagamaan
Nilai religius ini tersampaikan kepada penonton melalui pertunjukan yang menggambarkan tentang kehidupan beragam dan erat hubungannya dengan peningkatan kepercayaan terhadap Tuhan YME.

D.    Nilai Sosial dan Nilai Estetika
Nilai sosial dari arja dan nilai estetika dari arja memiliki keterkaitan dimana melalui seni arja para leluhur orang bali mengasah jati dirinya dan mengekspresikan telenta estetik sekaligus menguatkan ikatan sosial. Begitu pula orang-orang yang mendalami arja atau orang yang menonton langsung akan merasakan sendiri apa nilai sosial dan estetika arja itu sendiri. Seni arja seperti menjadi cerminan ekspresi lika liku protet buram kehidupan masyarakat tekanan kekerasan simbolik yang dipicu salah satunya masalah sosial budaya.

4.      FUNGSI DALAM MASYARAKAT
Menurut fungsinya arja digolongkan ke dalam kelompok tari balih-balihan. Biasanya masyarakat sesudah menonton Arja berhari-hari akan menirukan nyanyian dan lelucon yang ditampilkan oleh kelompok yang baru saja mereka lihat. Gerakan-gerakan lucu atau ungkapan tentang kejadian-kejadian yang menggelitik akan mereka ulangi dalam pergaulan sehari-hari. Dengan demikian Arja merupakan suatu medua komunikasi yang sangat ampuh untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan.

5.      KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu Arja merupakan teater tradisional Bali yang diduga berkembang sejak sekitar tahun 1814. Arja merupakan suatu teater yang meiliki perpaduan dari berbagai jenis kesenian yang hidup di Bali, seperti seni tari, seni drama, seni vokal, seni instrumentalia, puisi, seni peran, seni pantomim, seni busana, seni rupa dan sebagainya. Arja sendiri memiliki tokoh-tokoh utama yang selalu ada adalah Inya, Galuh, Desak (Desak Rai), Limbur, Liku, Panasar, Mantri Manis, Mantri Buduh dan dua pasang punakawan atau Panasar kakak beradik yang masing – masing terdiri dari Punta dan Kartala.
Arja juga mengandung beberapa nilai-nilai yang sangat positiv antara lain, nilai moral, nilai budaya, nilai keagamaan serta nilai sosial dan nilai estetika yang saling terkait. Diman arja ini memiliki fungsi sebagai tari balih-balihan dalam masyarakat. Dengan demikian arja merupakan salah satu teater tradisional yang memiliki berbagai nilai-nilai, fungsi, serta pesan moral yang berguna bagi penontonnya.

Selasa, 30 Mei 2017

siklus nitrogen



Hai sobat, ketemu lagi bersama saya. Maaf lama ga ngeshare soalnya baru selesai UKK. Kali ini saya akan ngeshare tentang Siklus Nitrogen, siklus nitrogen ini saya pelajari saat kelas X semester 2. Okee kita mulai.. lets go
Siklus Nitrogen

Nitrogen merupakan unsur terbesar yang terdapat di atmosfer (80%). Nirogen juga merupakan salah satu unsur penyusun asam amino yang merupakan protein yang ditemukan pada semua organisme bahkan sampai ke virus.
Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi nyawa yang mengandung unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun no-biologis.
Nitrogen dapat ditemukan dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Nitrogen dalam bentuk senyawa organik terdapat pada urea, protein, asam nukleat. Sedangkan nitrogen dalam bentuk senyawa anorganik dapat ditemukan pada amonia, nitrat dan nitrit.
Proses Siklus Nitrogen
            Daur nitrogen terdiri atas dua tahap yaitu :
-          Tahap pertama, yaitu transfer nitrogen dari atmosfer ke dalam tanah melalui proses fiksasi nitrogen secara biologis yang yang dibantu oleh bakteri yang bersimbiosis dengan tumbuhan polong-polongan. Fiksasi nitrogen mengubah nitrogen menjadi nitrat.
-          Tahap kedua, yaitu nitrat yang dihasilkan dari tahap pertama digunakan oleh tumbuhan dan diubah menjadi molekul protein. Kemudian berpindah ke hewan melalui proses makan dan dimakan. Apabila tumbuhan dan hewan mati maka akan terjadi proses amonifikasi doman mikroorganisme pengurai perombaknya menjadi gas amoniak (NH3) dan garam amonium yang dalam air (NH4+). Kemudian senyawa amoniak dan amonium diubah menjadi nitrit dan nitrit diubah menjadi nitrat oleh bakteri. Jika oksigen di dalam tanah terbatas, maka melalui proses denitrifikasi nitrat dengan cepat ditransformasikan atau diubah menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen.